Rasa ingin berbagi dan belajar menjadi inspirasi untuk memulai kehidupan dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga dengan demikian tercapailah tujuan hidup manusia. Goresan pena merupakan awal untuk mencapai keindahan walaupun coretan tersebut hanyalah kumpulan goresan dari seorang anak manusia yang sangat fakir akan ilmu! Namun demikian, semoga goresan ini bermamfaat bagi penulis sendiri serta menjadi inspirasi untuk semua.

Rabu, 19 Juni 2013

Pengantar Ilmu Hadist 2


1.      Cabang-cabang dalam ilmu hadist, unsur-unsur dalam hadist, kedudukan ataupun fungsi hadist terhadap Al-Quran.
a.      Cabang-cabang dalam Ilmu Hadist
·         Ilmu Rijal Al-Hadist, yaitu ilmu yang mempelajari tentang para perawi hadist dan kapasitasnya sebagai perawi hadist.
·         Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil, yaitu ilmu yang mempelajari tentang para perawi hadist dari segi yang dapat menunjukan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan maupun membersihkan mereka dari perbuatan maupun ungkapan tertentu.
·         Ilmu Tarikh Ar-Ruwah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang para perawi hadist yang berkaitan dengan periwayatan mereka terhadap hadist.
·         Ilmu ‘Ilat Al-Hadist, yaitu ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi yang dapat mencacatkan keshahihan hadist.
·         Ilmu nasakh wa mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan hadist-hadist yang sudah dimansukhkan dan yang menasikhnya.
·         Asbabul Wurud hadist, yaitu suatu cabang ilmu hadist yang membahas tentang sebab-sebab turun nya suatu hadist.
·         Gharib Al-Hadist, yaitu suatu ilmu yang membahas tentang ungkapan-ungkapan dari lafaz yang sulit dan rumit untuk dipahami yang terdapat dalam matan hadist karena kata tersebut jarang digunakan.
·         Ilmu At-Tashif wa At-Tahruf, yaitu ilmu yang mempelajari tentang penerangan atau ilmu yang berusaha menerangkan suatu hadist yang telah dirubah titik atau syakkalnya, maupun bentuknya.
·         Ilmu Mu’talif Hadist, yaitu ilmu yang membahas tentang pemecahan kesulitan dari sebuah hadist yang saling berlawanan maupun sedikit berbeda.
b.      Unsur-unsur dalam hadist
·         Sanad, yaitu silsilah para periwayah hadist atau yang menyampaikan matan hadist.
·         Matan, yaitu isi dari suatu hadist yang mengandung banyak hikmah.
·         Rawi, yaitu orang yang membaritakan hadist.


c.       Kedudukan hadist terhadap Al-Quran
·         Bayan Taqrir, yaitu suatu keterangan dari hadist untuk menambah kekuatan ataupun kekokohan suatu ayat.
·         Bayan Tafsir, yaitu menafsirkan atau menerangkan ayat-ayat yang bersifat mujmal atau umum sehingga mudah dalam mengamalkannya dan mengimplementasikannya.
·         Bayan Nasakh, yaitu sebagai penjelas sejarah maupun segala sesuatu yang telah ada dan berganti.

2.      Pengertian, syarat, dan macam-macam hadist mutawatir dan Ahad
a.       Hadist Mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok orang di mana di yakini bahwa mereka tidak akan berdusta.
                                                              i.      Syarat-syarat nya:
1.      Diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi
2.      Adanya keseimbangan antara perawi
3.      Berdasarkan tanggapan panca indra

                                                            ii.      Macam-macam nya:
1.      Mutawatir Lafzhiyah, yaitu hadist yang mutawatir pada lafaz nya.
2.      Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadist yang mutawatir pada makna nya saja.
3.      Mutawatir Amali, yaitu hadist yang mutawatir dalam perbuatan nya, seperti sholat, puasa, dan lainnya.
·         Hadist Ahad adalah hadist yang dalam periwayatannya tidak mencapai tingkatan mutawatir, yakni hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang saja.
i.           Macam-macam nya:
a.       Masyhur
b.      Gharib
ii.         Syaratnya adalah kurang dari 5 orang, dan tidak terdapat syarat hadist mutawatir di dalam nya.
3.      Hadist qudsi adalah setiap hadist yang rasul menyandarkannya kepada Allah ‘Azza Wajalla, atau sesuatu yang dikhabarkan Allah SWT kepada Nabi nya dengan melalui ilham atau impian yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Hadist Marfu’ adalah Hadist yang disandarkan kepada Nabi SAW, (yang dikatakan, “Nabi SAW berkata”).
Share:

Blogger Themes

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Blogger Tricks

BTemplates.com