Pendidikan
merupakan jalan untuk mencapai pada kualitas manusia yang sempurna (insan
kamil), melalui proses pendidikan manusia akan dengan mudah menggapai suatu
impiannya, impian manusia tidak saja terbatas pada ruang lingkup yang secara real
terlihat namun dapat bersifat lebih luas yang bersifat metafisika atau bersifat
abstrak yang hanya dapat dilihat dari kaca mata keimanan seorang manusia,
sehingga agama dan pendidikan memiliki suatu posisi yang bertujuan membawa
manusia kearah manusia yang memiliki akhlakul karimah, yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dalam agama Islam pendidikan
dipandang sebagai kewajiban agama dimana proses pembelajaran dan transmisi ilmu
sangat bermakna sebagai kehidupan manusia (Masruroh dan Umiarso, 2011:
26). Pendidikan agama khususnya Islam dan pendidikan yang
bersifat umum merupakan satu bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya yang bermuara pada peningkatan kualitas manusia dan menjadikan
manusia sebagai insan kamil.
Secara praktis,
dalam masyarakat awam terjadi fenomena yang beranggapan bahwasanya antara pendidikan
umum dan pendidikan Islam tidak dapat disatukan dan memiliki suatu misi yang
berbeda, sehingga dalam masyarakat tumbuh dan berkembang paradigma negatif terhadap
pendidikan berbasis agama, terutama agama Islam. Hal ini terjadi bukan tanpa
alasan, ini semua terjadi karena ke khawatiran berbagai pihak terutama pihak
yang menganut paham liberalism. Sehingga dengan terjadinya ketidak
percayaan dan tidak ada dukungan antara satu pihak terhadap pihak lainnya
menyebabkan tujuan pendidikan menjadi terhambat.