Rasa ingin berbagi dan belajar menjadi inspirasi untuk memulai kehidupan dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga dengan demikian tercapailah tujuan hidup manusia. Goresan pena merupakan awal untuk mencapai keindahan walaupun coretan tersebut hanyalah kumpulan goresan dari seorang anak manusia yang sangat fakir akan ilmu! Namun demikian, semoga goresan ini bermamfaat bagi penulis sendiri serta menjadi inspirasi untuk semua.

Jumat, 08 Maret 2013

Aiyub A.S lambang kesabaran


Aiyub A.S adalah lambang kesabaran umat manusia, kesabaran, dan keteguhan hatinya telah mematahkan semangat iblis yang telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu adam hingga akhir dunia.
Kehidupan yang bahagia, megah, dan sejahtera hilang seketika. Harta yang melimpah yang berupa, kebun beribu-ribu hektar, hewan ternak yang sangat banyak, istana yang megah sebagai harta titipan Allah SWT kembali kepada Allah SWT. Namun, hilang nya harta dan semua kemewahan yang dimiliki oleh Aiyub A.S juga tidak menggoyahkan keimanan dan ketakwaan Aiyub A.S kepada Allah, SWT.
Aiyub A.S semakin diuji oleh Allah, SWT ketika semua anak-anak nya yang saleh meninggal dunia dalam musibah kebakaran. Ketika iblis yang meyerupai seorang yang bijak lagi beriman yang hendak menyampaikan berita duka kepada Aiyub A.S tercengang dengan ketabahan Aiyub A.S. Aiyub A.S sedikit menangis tersedu-sedu ketika semua anak-anak nya meninggal dalam musibah kebakaran tapi keimanan dan ketakwaan Aiyub A.S tidak pudar sedikitpun, oleh karena semua ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah, SWT.

Setelah semua harta dan anak-anak hilang dan kembali kepada Allah, SWT, Aiyub A.S diuji dengan suatu penyakit yang menggerogoti tubuh nya, hingga tubuhnya semakin hari semakin kurus, hingga Aiyub A.S menyerupai manyat hidup. Tulang tubuh Aiyub A.S tampak dari luar, tubuhnya lumpuh, semua karib dan sahabat nya meninggalkannya, dan hanya istri nya yang setia menemani dan menjaganya.
Aiyub A.S harus pindah dari pemukiman masyarakat yang ramai penduduk, karena ada isu bahwa penyakit yang di derita oleh Aiyub A.S adalah penyakit yang menular dan berbahaya bagi orang disekitarnya. Sehingga Aiyub A.S dan sang istri yang setia pindah kepegunungan yang tanpa ada seorang pun.
Penyakit yang di derita oleh Aiyub A.S tidak berkurang dan sembuh selama 7 tahun, dan dalam keadaan yang sakit tersebut mulutnya selalu melafaskan asma-asma Allah, SWT sebagai rasa syukur. Hingga pada suatu hari oleh sebab godaan dan hasutan setan yang selalu ingin menyesatkan anak cucu adam, istri Aiyub A.S bertanya kepada sang suami yaitu Aiyub A.S:
“Seraya menarik nafas panjang datanglah istri Ayub A.S dan mendekat kepada suaminya seraya berkata: “wahai sayangku, sampai kapankah engkau di siksa oleh tuhan mu ini? Dimanakah kekayaan mu, putera-puteramu, sahabat-sahabat, serta kawan dekat mu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kita; usia muda, badan sehat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan tersedia, dan dikelilingi oleh putera-putera yang saleh. Oh, mungkinkah terulang semua kebahagiaan tersebut? Mohon lah wahai Aiyub A.S kepada tuhanmu, agar kita terbebas dari semua penderitaan ini”.
Berkata Aiyub A.S yang menjawab pertanyaan istrinya, “wahai istriku yang kusayang, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu, menangisi anak-anak yang telah meninggal dunia kembali kesisi Allah SWT, engkau meminta aku memohon kepada Allah SWT, agar semua penderitaan ini berakhir. Aku hendak bertanya kepada mu, berapa lama kita telah menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan? “80 tahun”, jawab sang istri, “lalu berapa lama kita telah hidup dalam penderitaan ini?” Tanya lagi Aiyub A.S. “7 tahun”, jawab sang istri.
“Aku malu”, Aiyub A.S melajutkan jawabannya. Memohon dari Allah SWT membebaskan kita dari kesengsaraan yang kami alami belum sepanjang masa sejahtera yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Engkau telah termakan oleh rayuan setan wahai istriku, hingga keimanan mu telah menipis, tunggulah ganjaranmu kelak bila aku sembuh maka akan ku cambuk kau sebanyak 100 kali. Dan sejak saat ini aku haram kan makan dan minum dari tanggan mu atas diriku, tinggalkan aq disini sendiri hingga Allah, SWT menetukan takdirnya.
Setelah ditinggalkan oleh istrinya, Aiyub A.S tinggal sendiri, tanpa sanak saudara dan orang yang menemaninya. Hingga Aiyub A.S memohon kasih sayang Allah SWT, ia berdoa, “wahai tuhanku, aku telah diganngu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan engkaulah wahai tuhanku yang maha pengasih dan maha penyayang”.
Allah, SWT menjawab doa Aiyub A.S, yang telah mencapai puncak dari kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil berhasil memperjuangkan hasutan dan godaan iblis. Allah SWT mewahyukan firmanya: “hantamkanlah kaki mu ke tanah, dari situ air akan muncul dan dengan genangan air tersebut engkau akan pulih kembali dari semua penyakit, jika kau minum dan mandi dari air tersebut”. Dengan petunjuk dan arahan ilahi rabbi maka sembuhlah seperti sedia kala Nabi Aiyub A.S dari sakitnya.   
Lain dari itu, istri Aiyub AS, yang telah diusir dan meninggalkannya dalam keadaan sakit lagi sendirian merasa tidak tega hingga sang istri kembali ketempat kediaman Aiyub A.S. Namun  istri Aiyub A.S seakan tidak percaya Aiyub A.S yang ditinggalkan dalam keadaan sakit telah kembali pulih dan tampak lebih tampan dan segar dari pada sebelum sakit. Dan sang istri langsung memeluk sang suami.
Nabi Aiyub A.S telah bersumpah untuk menyambuk istrinya ketika ia sembuh, namun ia nerasa tidak tega, hingga Allah SWT memberikan solusi dengan firmannya,: “hai Aiyub, ambillah dengan tangan mu seikat rumput dan cambuklah istrimu itu dengan rumput tersebut sebanyak seratus kali sesuai dengan sumpah mu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpah mu”.
Nabi Aiyub A.S dipilih oleh Allah SWT sebagai nabi dan menjadi teladan yang baik bagi umat manusia, dan kini Nabi Aiyub A.S disebut sebagai simbul kesabaran dan keteguhan. Allah SWT telah membalas kesabaran dan keteguhan Aiyub A.S dengan mengembalikan harta-hartanya dan dikaruniakannya anak-anak yang taat dan soleh sebanyak yang telah meninggal.
Kisah Nabi Aiyub A.S yang penuh dengan ketabahan dan kesabaran telah diabadikan dalam Al-Quran pada surat Saad ayat 41-44 dan surat Al-Anbiaa’ ayat 83-84.
WALLAHUA’LAM
          
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.

Blogger Themes

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Blogger Tricks

BTemplates.com