Aiyub A.S adalah lambang kesabaran umat manusia,
kesabaran, dan keteguhan hatinya telah mematahkan semangat iblis yang telah
bersumpah untuk menyesatkan anak cucu adam hingga akhir dunia.
Kehidupan yang bahagia, megah, dan sejahtera hilang
seketika. Harta yang melimpah yang berupa, kebun beribu-ribu hektar, hewan
ternak yang sangat banyak, istana yang megah sebagai harta titipan Allah SWT
kembali kepada Allah SWT. Namun, hilang nya harta dan semua kemewahan yang
dimiliki oleh Aiyub A.S juga tidak menggoyahkan keimanan dan ketakwaan Aiyub
A.S kepada Allah, SWT.
Aiyub A.S semakin diuji oleh Allah, SWT ketika semua
anak-anak nya yang saleh meninggal dunia dalam musibah kebakaran. Ketika iblis
yang meyerupai seorang yang bijak lagi beriman yang hendak menyampaikan berita
duka kepada Aiyub A.S tercengang dengan ketabahan Aiyub A.S. Aiyub A.S sedikit menangis
tersedu-sedu ketika semua anak-anak nya meninggal dalam musibah kebakaran tapi keimanan
dan ketakwaan Aiyub A.S tidak pudar sedikitpun, oleh karena semua ujian dan
cobaan yang diberikan oleh Allah, SWT.
Setelah semua harta dan anak-anak hilang dan kembali
kepada Allah, SWT, Aiyub A.S diuji dengan suatu penyakit yang menggerogoti
tubuh nya, hingga tubuhnya semakin hari semakin kurus, hingga Aiyub A.S
menyerupai manyat hidup. Tulang tubuh Aiyub A.S tampak dari luar, tubuhnya
lumpuh, semua karib dan sahabat nya meninggalkannya, dan hanya istri nya yang
setia menemani dan menjaganya.
Aiyub A.S harus pindah dari pemukiman masyarakat yang
ramai penduduk, karena ada isu bahwa penyakit yang di derita oleh Aiyub A.S
adalah penyakit yang menular dan berbahaya bagi orang disekitarnya. Sehingga Aiyub
A.S dan sang istri yang setia pindah kepegunungan yang tanpa ada seorang pun.
Penyakit yang di derita oleh Aiyub A.S tidak
berkurang dan sembuh selama 7 tahun, dan dalam keadaan yang sakit tersebut
mulutnya selalu melafaskan asma-asma Allah, SWT sebagai rasa syukur. Hingga
pada suatu hari oleh sebab godaan dan hasutan setan yang selalu ingin
menyesatkan anak cucu adam, istri Aiyub A.S bertanya kepada sang suami yaitu
Aiyub A.S:
“Seraya menarik nafas panjang datanglah istri Ayub
A.S dan mendekat kepada suaminya seraya berkata: “wahai sayangku, sampai
kapankah engkau di siksa oleh tuhan mu ini? Dimanakah kekayaan mu,
putera-puteramu, sahabat-sahabat, serta kawan dekat mu? Oh, alangkah syahdunya
masa lampau kita; usia muda, badan sehat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan
tersedia, dan dikelilingi oleh putera-putera yang saleh. Oh, mungkinkah
terulang semua kebahagiaan tersebut? Mohon lah wahai Aiyub A.S kepada tuhanmu,
agar kita terbebas dari semua penderitaan ini”.
Berkata Aiyub A.S yang menjawab pertanyaan istrinya,
“wahai istriku yang kusayang, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan
masa lalu, menangisi anak-anak yang telah meninggal dunia kembali kesisi Allah
SWT, engkau meminta aku memohon kepada Allah SWT, agar semua penderitaan ini
berakhir. Aku hendak bertanya kepada mu, berapa lama kita telah menikmati
kebahagiaan dan kesejahteraan? “80 tahun”, jawab sang istri, “lalu berapa lama
kita telah hidup dalam penderitaan ini?” Tanya lagi Aiyub A.S. “7 tahun”, jawab
sang istri.
“Aku malu”, Aiyub A.S melajutkan jawabannya. Memohon
dari Allah SWT membebaskan kita dari kesengsaraan yang kami alami belum
sepanjang masa sejahtera yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Engkau telah
termakan oleh rayuan setan wahai istriku, hingga keimanan mu telah menipis,
tunggulah ganjaranmu kelak bila aku sembuh maka akan ku cambuk kau sebanyak 100
kali. Dan sejak saat ini aku haram kan makan dan minum dari tanggan mu atas
diriku, tinggalkan aq disini sendiri hingga Allah, SWT menetukan takdirnya.
Setelah ditinggalkan oleh istrinya, Aiyub A.S
tinggal sendiri, tanpa sanak saudara dan orang yang menemaninya. Hingga Aiyub
A.S memohon kasih sayang Allah SWT, ia berdoa, “wahai tuhanku, aku telah
diganngu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan
engkaulah wahai tuhanku yang maha pengasih dan maha penyayang”.
Allah, SWT menjawab doa Aiyub A.S, yang telah
mencapai puncak dari kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil berhasil memperjuangkan
hasutan dan godaan iblis. Allah SWT mewahyukan firmanya: “hantamkanlah kaki mu
ke tanah, dari situ air akan muncul dan dengan genangan air tersebut engkau
akan pulih kembali dari semua penyakit, jika kau minum dan mandi dari air
tersebut”. Dengan petunjuk dan arahan ilahi rabbi maka sembuhlah seperti sedia
kala Nabi Aiyub A.S dari sakitnya.
Lain dari itu, istri Aiyub AS, yang telah diusir dan
meninggalkannya dalam keadaan sakit lagi sendirian merasa tidak tega hingga
sang istri kembali ketempat kediaman Aiyub A.S. Namun istri Aiyub A.S seakan tidak percaya Aiyub
A.S yang ditinggalkan dalam keadaan sakit telah kembali pulih dan tampak lebih
tampan dan segar dari pada sebelum sakit. Dan sang istri langsung memeluk sang
suami.
Nabi Aiyub A.S telah bersumpah untuk menyambuk
istrinya ketika ia sembuh, namun ia nerasa tidak tega, hingga Allah SWT
memberikan solusi dengan firmannya,: “hai Aiyub, ambillah dengan tangan mu seikat
rumput dan cambuklah istrimu itu dengan rumput tersebut sebanyak seratus kali
sesuai dengan sumpah mu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpah mu”.
Nabi Aiyub A.S dipilih oleh Allah SWT sebagai nabi
dan menjadi teladan yang baik bagi umat manusia, dan kini Nabi Aiyub A.S
disebut sebagai simbul kesabaran dan keteguhan. Allah SWT telah membalas
kesabaran dan keteguhan Aiyub A.S dengan mengembalikan harta-hartanya dan
dikaruniakannya anak-anak yang taat dan soleh sebanyak yang telah meninggal.
Kisah Nabi Aiyub A.S yang penuh dengan ketabahan dan
kesabaran telah diabadikan dalam Al-Quran pada surat Saad ayat 41-44 dan surat
Al-Anbiaa’ ayat 83-84.
WALLAHUA’LAM
0 komentar:
Posting Komentar
saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.