Rasa ingin berbagi dan belajar menjadi inspirasi untuk memulai kehidupan dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga dengan demikian tercapailah tujuan hidup manusia. Goresan pena merupakan awal untuk mencapai keindahan walaupun coretan tersebut hanyalah kumpulan goresan dari seorang anak manusia yang sangat fakir akan ilmu! Namun demikian, semoga goresan ini bermamfaat bagi penulis sendiri serta menjadi inspirasi untuk semua.

Selasa, 18 Agustus 2015

RASULULLAH MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad merupakan salah seorang anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang ada dalam suku Quraisy, ia lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 Agustus 570 M.
Menjelang usia nya yang ke 40 tahun, beliau selalu belkhalwat di gua Hira, sebuah tempat yang terletak beberapa kilometer dari kota Mekkah, di tempat tersebut beliau berusaha menenangkan diri dengan cara bertafakkur. Setelah lama berkhalwat akhirnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, atas perintah Allah SWT, malaikat Jibril datang kehadapan-nya untuk menyampaikan wahyu pertama, yakni surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Dengan turunya wahyu pertama tersebut maka telah terpilihlah nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Dengan harap-harap cemas menanati datangnya wahyu berikutnya ditempat yang sama, sehingga atas perintah Allah SWT, Jibril datang membawa wahyu yang kedua yang meyeru untuk berdakwah, yakni surat Al-Mudatsir ayat 1-7.
Seiring turunya wahyu kedua maka dimulailah babak dakwah Islam di Mekkah. Langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah adalah dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mendakwah keluarga terdekat beliau terlebih dahulu, sebagaimana surat Asy-Syu’ara ayat 214.
Setelah beberapa lama melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi maka turunlah perintah agar berdakwah secara terang-terangan sebagimana surat Al-Hijr ayat 94.
Tidak jauh berbeda dengan dakwah pertama langkah pertama yang dilakukan Rasulullah adalah mengundang dan menyeru kepada kerabat dekatnya dari Bani Muthalib. Dan mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib. Dan setelah itu barulah Rasulullah mengajak masyarakat umum dari kelas bangsawan hingga kepada golongan hamba sahaya.
Namun demikian dalam menyampaikan risalah tersebut Rasulullah bukan tidak memiliki rintangan dan halangan, sebagaimana masyarakat Qurai tidak percaya sama sekali apa yang telah disampakan oleh Rasulullah, diantara orang yang mendustakannya adalah Abu Lahab dan istrinya. Sehingga penistaan tersebut di abadikan di dalam Al-Quran surat Al-Lahab ayat 1-5.
Meskipun banyak sekali rintangan yang menghadang namun tidak sedikitpun menyulutkan semangat Rasulullah SAW dalam mendakwahkan Islam.
Fese Mekkah dimulai sejak Nabi Muhammad menetap dan berkedudukan di Mekah yang lamanya sekitar 12 tahun dan diangkat menjadi Rasul hingga hijrah ke Madinah. Pada masa ini umat Islam masih sangat sedikit sehingga umat Islam pada masa itu masih sangat lemah. Karena itulah mereka dikucilkan oleh masyarakat penentang Islam, seperti pemblokadean ekonomi.[1]
Masa dakwah Muhammad SAW di Mekkah dikenal sebagai periode sembunyi-sembunyi, selama kurang lebih sepuluh tahun. Ia menjadi titik awal perjuangan Islam untuk membangun sebuah masyarakat yang menyakini monoteisme. Sebuah peralihan dari kemusrikan menuju ketauhidan. Peralihan tersebut bukanlah durian yang jatuh dari langit, ia menjadi bagian dari perjalanan sejarah yang panjang, ia merupakan proses adaptasi dan akulturasi dengan konteks masyarakat Mekkah, yang dilalui dengan sebuah kesabaran dan keteguhan hati. Perubahan bukanlah sesuatu yang tiba-tiba hadir melainkan sebuah proses yang terus bergulir.[2]
Satu hal yang penting diperhatikan, bahwa periode Mekkah adalah salah satu periode yang mana Islam disebarkan dengan menggunakan terma-terma universal. Dakwah yang mengedepankan toleransi dan dialog kontruktif justru dikenal pada periode ini.[3]
Masyarakat Islam yang dibimbing oleh Nabi Muhammad di Mekkah termaksud masyarakat yang baru saja memeluk Islam yang sebelumnya menyembah berhala. Langkah yang dilakukan beliau adalah perbaikan aqidah, karena aqidah adalah sebab dari pada landasan amaliah ibadah.[4]
Dengan adanya pembinaan dan perbaikan aqidah diharapkan umat islam pada masa itu meninggalkan semua kebiasaan buruk yang yang diyakini sebagai kebiasaan jahiliyah, seperti menyembah berhala, kebiasaan membunuh atau berperang, berzina, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan lain sebagainya. Selain itu mereka juga diharpakan agar dapat berbuat kebaikan serta kebajikan dengan cara menolong orang lain, dan menjauhi tolong menolong dalam masalah keburukan.
Sehingga pada fase maupun periode ini tidak ada ayat ataupun surat Al-Quran yang membicarakan masalah hukum-hukum Islam, akan tetapi pada fase ini Al-Quran yang turun membicarakan atau membahas tentang permasalahan Aqidah, Akhlak, dan Sejarah.


Note: *Tulisan ini dikutip dari salah satu poin dalam makalah Tarik Tasyrik yang disusun oleh Restu Andrian, dan telah di persentasikan yang dibimbing oleh Dr. Hasan Basri, M.A.
**Sebagian dari tulisan ini juga dikutip dari bahan ajar yang disusun oleh Restu Andrian pada mata pelajaran SKI Kelas XII Aliyah.


[1]  Supiana dan M.Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Remaja Rosdakarya: Bandung 2004). hal 274-275
[2]  Zuhairi Misrawi, Mekkah,,,,. hal 123-124
[3]  Zuhairi Misrawi, Mekkah,,,,. hal 124
[4]  Supiana dan M.Karman, Materi Pendidikan,,,,,. hal  275
 
 
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4567392409119418"
     crossorigin="anonymous"></script>
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.

Blogger Themes

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Blogger Tricks

BTemplates.com