Restu
Andrian[1]
Aceh sebagai daerah
yang diyakini sebagai daerah yang kaya akan potensi alamnya sudah semestinya
menjadi daerah yang memiliki andil yang cukup besar dalam pembangunan bangsa
menuju bangsa yang berdaulat. Dalam mewujudkan impian menjadi bangsa yang
berdaulat tentu pemimpin bangsa ini harus membawa seluruh komponen bangsa ini
ke arah kemandirian dalam hidup melalui berbagai macam kebijakan. Salah satu
langkah yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah pengembangan dalam bidang
pendidikan. Pendidikan menjadi sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan
suatu bangsa, melalui pendidikan suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang
berdaulat. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan dapat mengembangkan
peradaban dunia, sehingga Rupert C. Lodge mengatakan bahwa Life is education and education is life (Nizar, 2013).
Meningkatkan kualitas
pendidikan Nasional tentu diperlukan dukungan dari berbagai komponen terutama
keluarga, sekolah, dan lingkungan (masyarakat) dimana dalam ilmu pendidikan
dikenal dengan tri pusat pendidikan. Dalam proses meningkatkan kualitas dan
menggembangkan pendidikan tentu di dalam nya harus memiliki campur tangan
manusia sebagai komponen yang berperan aktif dalam menggerakkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan.
Manusia sangat
menentukan hasil dari proses suatu pendidikan, dimana pada hakikatnya proses
pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai
moralitas dan estetika, baik itu pria maupun wanita. Peran dalam mengarahkan
dan mengembangkan kualitas pendidikan antara pria dan wanita berbeda, sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing, dimana antara pria dan wanita harus
bekerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Secara klasik wanita
dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, pandangan klasik ini beranggapan
bahwa wanita hanya pantas untuk melayani para suami serta mengurus rumah tangga
dan tidak untuk memiliki pendidikan tinggi. Namun demikian semua pandangan tersebut
telah terbantahkan seiring perkembangan zaman, modern ini banyak para wanita
yang berkarir di luar rumah dan dianggap sukses dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya. Dalam skala international Oprah Winfrey menjadi wanita yang
sangat populer dan terkenal melalui acara yang dipresenterinya Winfrey menjadi
wanita sukses dalam karirnya. Selain Oprah Winfrey juga terdapat Sonia Gandhi
yang memiliki pilar kekuatan dan dukungan partai politik besar di India, Forbes
mencatat Gandhi sebagai wanita paling kuat dan sukses di dunia.[2]
Secara nasional Indonesia memiliki Tri Rismaharini yang sukses mengembangkan
kota surabaya, dan provinsi Aceh memiliki Illiza Sa’aduddin Djamal yang sukses
menjadi wakil walikota Banda Aceh yang sekarang menjadi walikota Banda Aceh
dalam gebrakannya melalui berbagai macam kebijakan dalam membangun dan
mengembangkan daerah dan syariat Islam di kota Banda Aceh.
Beberapa wanita yang
luar biasa tersebut telah membuktikan betapa kuat dan mampunya wanita dalam
berbagai sektor membangun dan mengembangkan kualitas suatu bangsa dengan
keanekaragaman, kelebihan dan keunikan yang mereka (wanita) miliki. Islam
menempatkan wanita pada tempat yang sangat spesial sehingga dalam kitab suci
Al-Quran memiliki surat An-Nisa’ yang bermakna wanita.
Wanita sebagai komponen
dalam masyarakat tentu memiliki peran yang sangat besar dalam pendidikan,
sehingga dengan demikian wanita juga memiliki peran yang sangat menentukan
dalam dunia pendidikan nasional. Wanita sebagai pendidik anak dalam keluarga
tentu harus memiliki kemampuan baik secara fisik maupun psikis yang baik
sehingga mereka dapat mendidik anak-anak mereka dengan baik sehingga lahirlah
anak-anak bangsa yang memiliki nilai berkarakter bangsa dan daerah.
Pandangan terhadap para
wanita yang hanya fokus mendidik anak di rumah belakangan dianggap kurang
populer, namun demikian langkah ini sangat efektif bagi para wanita untuk
mendidik dan membimbing para kader bangsa ini menjadi manusia yang bernilai.
Sehingga tingkat pendidikan para wanita seharusnya harus lebih tinggi. Dengan
demikian seni dalam mendidik anak akan lebih baik dan anak-anak bangsa ini juga
akan lebih baik.
Pandangan pembangunan
tidak dapat dipandang secara sempit hanya sebatas pembangunan secara fisik,
namun makna pembangunan dapat bersifat komprehensif sehingga perempuan yang
memiliki waktu yang sangat banyak bersama anak-anak para kader bangsa ini dapat
membangun dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan dalam jati diri setiap
anak-anak yang mereka didik sehingga nilai-nilai moralitas dan estetika yang
mulai luntur dapat berjaya kembali sebagaimana mestinya sehingga bangsa ini
menjadi lebih sehat dan kuat.
Bangsa yang memiliki
kekuatan dan kemuliaan di mata bangsa lain adalah bangsa-bangsa yang memiliki
karakteristik dan menghargai budaya-budaya bangsa melalui penempatan posisi
wanita pada tempat yang sewajarnya. Penempatan posisi wanita sejajar dengan
para kaum pria secara kuantitas dianggap sangat tidak bijak, karena secara
komprehensif peran wanita dalam membangun bangsa ini tidak sebatas harus
menjadi abdi negara, maupun menjadi pejabat negara dengan serentetan
kebijakan-kebijakan. Namun wanita memiliki peran yang lebih urgen yakni
mendidik anak bangsa sehingga kelak melahirkan anak-anak bangsa yang mulia dan
cerdas.
Anak-anak bangsa yang
baik serta cerda secara lahir dan batin dalam bidangnya akan mengantarkan suatu
bangsa dalam kejayaan berbagai sektor, baik itu perekonomian, pertanian,
perkebunan, kelautan, maupun perpolitikan dan hukum, dengan kejayaan tersebut
maka lahirlah bangsa yang berdaulat dan makmur yang itu semua dipengaruhi oleh
pendidikan dimana wanita mempunyai peran yang sangat besar di dalamnya.
Sehingga wanita yang
memberikan bimbingan pendidikan kepada para kader bangsa yang baik akan
menghasilkan pendidikan bangsa yang baik dan menghasilkan manusia-manusia yang
bernilai. Kemudian dari proses pendidikan yang baik itu pula akan melahirkan
para manusia yang baik pula khususnya para wanita yang berkarakter yang
memiliki jiwa yang berbasis kebangsaan. Dari proses pendidikan yang baik
tersebut kemudian akan berdampak pada pembangunan bangsa yang bersifat positif.
Dan begitu pula sebaliknya bila pendidikan yang dihasilkan buruk maka
pembangunan juga akan berdampak buruk.
Dengan membaiknya
pendidikan bangsa melalui tangan-tangan indah para wanita bangsa ini, maka
dengan sendirinya pembangunan secara fisik suatu bangsa akan membaik pula
karena pendidikan merupakan hakikat dari semua pembangunan yang bersifat
non-fisik yang lebih penting dari segalanya. Yang dapat membawa bangsa
Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran. Dan hakikat kemakmuran adalah lahirnya
generasi bangsa yang memiliki intelektualitas yang tinggi serta implementasi
moralitas berdasarkan nilai-nilai kehidupan. Semoga menjadi bangsa yang mulia
di mata tuhan dan bagi seluruh rakyat bangsa ini. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.