Rasa ingin berbagi dan belajar menjadi inspirasi untuk memulai kehidupan dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga dengan demikian tercapailah tujuan hidup manusia. Goresan pena merupakan awal untuk mencapai keindahan walaupun coretan tersebut hanyalah kumpulan goresan dari seorang anak manusia yang sangat fakir akan ilmu! Namun demikian, semoga goresan ini bermamfaat bagi penulis sendiri serta menjadi inspirasi untuk semua.

Senin, 08 November 2010

Leadership




KATA PENGANTAR
               Segala puji dan syukur bagi Allah yang maha kuasa, karena dengan izin nyalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”LEADERSHIP” merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing. Salawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
               Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama kepada ayahanda dan ibunda penulis serta bapak Hazrullah,S.PdI M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesainya makalah ini, juga teman-teman, kerabat maupun keluarga yang telah memberikan dukungan dan sokongan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga berada dalam genggaman pembaca sekalian.
               Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan kejanggalan, hal ini bukanlah penulis sengaja, tetapi keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis dalam hal ini. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri dari semua pihak untuk memberikan kritikan dan saran yang sehat demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
               Akhirnya penulis ucapkan selamat membaca, semoga makalah ini bermamfaat bagi penulis dan pembaca. Kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga kita selalu mendapatkan Ridha dan Magfirah dari-Nya Amin……….
                                                                                                                                                Banda Aceh, 19 Oktober 2010
                                                                                                             
                                                                                                         Penulis
                                                                                                     Restu Andrian   


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I       PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1.  Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2.  Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3.  Tujuan Penulisan...................................................................... 2
1.4.  Sistimatika Penulisan............................................................... 3
BAB II      TEORITIS.................................................................................... 5
1.1  Pengertian Kepemimpinan(Leadership)................................... 5
1.2  Ayat Ayat Tentang Kepemimpinan.......................................... 7
1.3  Pengertian Efektif.................................................................... 8
1.4  Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan............................ 9
A.    Faktor Gaya............................................................ 9
B.     Faktor Karakteristik Personal................................. 11
BAB III    PEMBAHASAN........................................................................... 13
1.1.  Kepemimpinan yang Efektif................................................... 13
1.2.  Kepemimpinan yang Baik....................................................... 17

BAB IV    PENUTUP.................................................................................... 18
A.    Kesimpulan............................................................................... 18
B.     Saran......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 20






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, sebagai khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini, oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin.
Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat (bersosialisasi) setidaknya atau sekutang kurang nya mereka menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, kemudian ditingkatan yang lebih tinggi akan menjadi kepala rumah tangga bagi kaum adam, serta menjadi ibu yang membimbing serta memimpin anak anaknya bagi kaum hawa.
Setiap orang tua sepertinya harus menjadi seseorang yang dapat membimbing serta memimpin diri sendiri, maupun keluarganya agar mencapai tujuan tujuan dalam keluarga untuk mendapatkan serta mencapai kualitas yang baik.
untuk memiliki kualitas dan kondisi kepemimpinan yang mampu menciptakan suatu kebersamaan dan kolektivitas yang lebih dinamik sudah sepatut nyalah setiap pemimpin(leader) memiliki kemampuan memimpin, serta trampil didalam memimpin.
Pemahaman serta pengembangan dalam visi dan perspektif kepemimpinan amat diperlukan dalam upaya mengembangkan suatu kondisi yang mengarah pada strategi untuk membangun daya saing, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas yang ditandai oleh semangat kebersamaan  dan keutuhan.
Sering sekali kita dihadapkan dengan para pemimpin(leade) yang tidak mengerti makna dari kepemimpinan (leadership) sehingga berpengaruh terhadap hasil yang di dapatkan oleh hasil kepemimpinan nya tersebut, walaupun tidak semuanya yang dilakukan seorang leader bertentangan dengan makna kepemimpinan itu sendiri, akan tetapi akan berdampak buruk bagi gaya kepemimpinan serta hakikat kepemimpinan seorang leader (pemimpin).


1.2  Rumusan masalah
Berangkat dari latar belakang masalah diatas, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah kepemimpinan itu ?
2.      Bagaimana kepemimpinan yang efektif?
3.      Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik tersebut?
4.      Bagaimana hakikat kepemimpinan yang sebenar benarnya?



1.3  Tujuan penulisan
Sebagian manfaat dan tujuan yang kami utarakan dari pengkajian makalah ini adalah:
1.      Menyelesaikan salah satu tugas dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Pendidikan.
2.      Mengingatkan kembali kepada seluruh mahasiswa peserta diskusi, akan arti penting kepemimpinan, agar dapat mengarahkan dan menumbuhkankan jiwa pemimpin yang mempunyai loyalitas terhadap hukum-hukum Allah SWT serta dapat diterapkan didalam kehidupan sehari hari.
3.      Mencoba menganalisis bersama-sama permasalahan yang timbul dari model kepemimpinan yang diterapkan di dalam masyarakat saat ini, sehingga menghasilkan suatu solusi untuk mengendalikan atau bahkan menuntaskan masalah yang timbul dari model kepemimpinan tersebut.
4.      Mecoba mencari hakikat kepemimpinan yang sebenar benarnya sehingga mencapai hasil yang benar benar di inginkan.


1.4  Sistematika Penulisa
BAB I terdiri dari pendahuluan, yang dalam permulaannya, penulis menguraikan terlebih dahulu latar belakang dari masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini, dengan menguraikan beberapa permasalahan yang mendasari perlunya penulis mengkaji aspek kepemimpinan ini. Selanjutnya, penulis uraikan beberapa rumusan masalah, yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam membahas makalah yang penulis sajikan. Dan terakhir dalam Bab I ini penulis memaparkan beberapa tujuan dan sistematika dari penulisan makalah.
BAB II terdiri dari uraian teoritis dari rumusan masalah yang telah penulis sebutkan sebelumnya. Yaitu beberapa pengertian mengenai kepemimpinan dan macam-macamnya, yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang secara lugas telah membahas kajian ini dalam beberapa karyanya. Selanjutnya mengenai gaya kepemimpinan, serta efektifitas kepemimpianannya. Oleh karena itu pada akhir bagian tyeoritis ini penulis tutup dengan kiat kiat menjadi pemimpin yang baik, untuk cerminan dan keteladan bagi orang yang dipimpin untuk senantiasa memiliki loyalitas pada kepemimpinan yang berhasil.
BAB III terdiri dari pembahasan dari Bab II bagian teoritis makalah. Dalam bagian ini penulis menguraikan lebih lengkap dengan mengemukakan beberapa pendapat lain yang bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
BAB IV terdiri dari kesimpulan dari pembahasan makalah, yang mengemukakan ringkasan masalah, serta beberapa pendapat penulis atas materi yang penulis bahas dalam makalah ini.


















BAB II
TEORITIS
1.1  Pengertian Kepemimpinan (leadership)
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti di bimbing, di tunun. Yang bila di tambah imbuhan me- menjadi “memimpin” yang berarti mengetahui, mengepalai. Bila di tambah imbuhan ter- akan menjadi suatu kata yaitu terpimpin yang bermakna dapat dipimpin, terkendali. Sedangkan bila di tambahkan imbuhan ke-an akan menghasilkan kata kepemimpinan yang menurut kamus besar Bahasa Indonesia bermakna perihal pemimpin, cara memimpin.[1]
Di dalam kamus Bahasa Inggris kepemimpinan berarti “leadership” yang berasal dari kata “lead” yang bermakna “pimpin”.[2]
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.[3]
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.
Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang, oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.[4]
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.[5]



1.2  Ayat Ayat Tentang Kepemimpinan
Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan.
Mari kita simak dan tadaburi diantaranya! Firman Allah SWT:
· وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ(البقرة:30(
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih memujimu dan menyucikan diri mu? Dia berfirman, sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًً(النساء:59)
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kesudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S An-Nisaa: 59)
1.3 Pengertian Efektif
Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
Istilah efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Tentang arti dari efektif maupun efisien terdapat beberapa pendapat.
Menurut Chester I. Barnard dalam Kebijakan Kinerja Karyawan (Prawirosentono, 1999 : h.27), menjelaskan bahwa arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut : “When a specific desired end is attained we shall say that the action is effective. When the unsought consequences of the action are more important than the attainment of the desired end and are dissatisfactory, effective action, we shall say, it is inefficient. When the unsought consequences are unimportant or trivial, the action is efficient. Accordingly, we shall say that an action is effective if it specific objective aim. It is efficient if it satisfies the motives of the aim, whatever it is effective or not”. (Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau remeh, maka kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan sesuatu efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak).[6]



1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
A.     Faktor Gaya
gaya kepemimpinan digolongkan menjadi empat tipe yaitu:
1.      kepemimpinan direktif,
2.      kepemimpinan yang mendukung,
3.      kepemimpinan partisipatif serta,
4.       kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.
Dalam kepemimpinan yang direktif pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengetahui apa yang menjadi harapan pemimpinnya dan memberikan arahan mengenai cara melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pimpinan berorientasi pada hasil.
Dalam kepemimpinan yang mendukung pemimpin bersikap ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Pemimpin berusaha untuk mendekatkan diri serta menyenangkan perasaan bawahannya.
Dalam kepemimpinan partisipatif pemimpin berusaha mendapatkan masukan-masukan serta saran dari bawahan dalam pengambilan keputusan sedangkan dalam kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi pemimpin menetapkan tujuan-tujuan yang bersifat menantang dan pemimpin mengharpkan agar bawahan berusaha mencapai tujuan tersebut seoptimal mungkin.
Sikap serta gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap organisasi bahkan terhadap produktivitas dan keinovatifan karyawan. Kepemimpinan juga dapat digambarkan dalam garis kontinum mulai dari inisiatif (initiating) sampai pada kepemimpinan pertimbangan (considerating). Struktur inisiatif menggambarkan bahwa pimpinan mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi, dan cara pelaksanaannya. Pertimbangan menggambarkan hubungan yang hangat antara atasan dan bawahan, adanya sikap saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan yang datang dari bawahan. Setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan. Perilaku pemimpin memiliki peran yang sangat besar terhadap tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan karena gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat memberikan dampak yang positif terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan jika pemimpin tersebut memberikan kepercayaan dan dorongan kepada bawahan untuk melakukan aktivitas inovasi.[7]



B.     Faktor Karakteristik Personal
Personel penelitian dan pengembangan memiliki variasi karakteristik yang berbeda termasuk tugas yang ingin mereka capai (Street dan Bishop 1991). Faktor personal sangat berhubungan dengan kinerja pekerjaan (Day dan Silverman 1989), karena faktor personal mempengaruhi bagaimana seorang individu melakukan pekerjaan dan berinteraksi dengan rekan kerjanya. Karakteristik personal seseorang mengacu pada kelanggengan dan keunikan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku. Kelanggengan pola perilaku ini menyebabkan fungsi sosial dan pekerjaan (Sprey dan Mosak, 1993). Perbedaan dalam karakteristik personal secara luas digunakan sebagai suatu ukuran, karena seseorang dengan watak yang sama namun memiliki dimensi yang berbeda akan mempengaruhi pola perilaku seseorang apakah sebagai seseorang yang lebih suka mengarahkan dirinya sendiri atau seseorang yang bekerjasama (Cloninger, Svrakic, dan Przybeck, 1993). Karakteristik personal seseorang dapat dilihat melalui bagaimana seorang individu berpikir dan merasakan dirinya, berhubungan dengan orang lain, menangani suatu proyek, dan pekerjaan sesuai dengan kata hatinya. Menurut Sperry (1995), karakteristik personal seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang menentukan karakteristik personal adalah biologi, psikologi, dan interpersonal. Faktor biologi masing-masing personal dideskripsi dalam temperamen dan bentuk tubuh. Faktor psikologi dijelaskan dalam kesadaran diri, pekerjaan, dan tujuan hidup sedangkan faktor interpersonal dideskripsi dalam kehidupan sebelumnya dan pengaruh keluarga. Menurut Jung (dalam Nugroho, 1999) karakteristik personal merupakan suatu sistem kompleks yang melibatkan sikap, fungsi dan preferensi sebagai suatu mekanisme penyaluran energi libido. Ada dua sikap dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi. Kedua sikap dasar tersebut adalah Introversi dan Ekstraversi. Karakteristik introversi memberikan efek daya kreasi yang unik termasuk dalam melakukan aktivitas inovasi, sedangkan karakteristik ekstraversi memberi efek sosial dan memperhatikan kepentingan komunitas. Perbedaan dalam karakteristik personal akan mempengaruhi tingkat inovasi seseorang termasuk bagian penelitian dan pengembangan. [8]













BAB III
PEMBAHASAN
1.1  Kepemimpinan yang Efektif
Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengikut. Pemimpin efektif tidak bertanya: “Apa yang ingin saya lakukan?” Sebagai gantinya, mereka bertanya, “Apa yang perlu dilakukan?” Lantas, mereka bertanya, “Dari semua hal yang akan membuat perbedaan itu, mana yang tepat untuk saya?” Pemimpin efektif tidak mengerjakan hal-hal yang tidak mereka kuasai. Pemimpin efektif memastikan hal-hal penting lainnya dikerjakan dengan tuntas, tetapi bukan oleh mereka.
Kepemimpinan bukan sekedar kepribadian yang memikat, bukan pula kemampuan berteman atau mempengaruhi orang. Karena hal-hal itu adalah hal-hal yang dimiliki penjual, bukan pemimpin. Kepemimpinan adalah mengangkat visi seseorang menjadi lebih tinggi, meningkatkan standar kinerja seseorang, dan membangun kepribadian seseorang melebihi batasan normalnya.
Para pemimpin yang benar-benar efektif lebih tertarik pada apa yang benar ketimbang siapa yang benar. Manajemen adalah mengerjakan hal-hal dengan benar. Kepemimpinan adalah melakukan hal-hal yang benar, dan itu diikuti oleh banyak faktor.
Kita dapat mengenali karakter yang efektif tersebut sebagai berikut:
·         Berkarakter dan berani
Inilah adalah karakteristik fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin efektif. Pemimpin efektif memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Ia adalah orang yang menjalankan perkataannya. Melaluilah karakter-lah kepemimpinan bisa dilatihkan, karakter-lah yang menjadi contoh.
Seorang pemimpin juga membutuhkan keberanian yang di atas rata-rata untuk membuat keputusan-keputusan sulit. Diperlukan keberanian yang luar biasa, untuk mengabaikan hari kemarin, meninggalkan hal-hal di mana Anda sebagai pemimpin memiliki kepentingan pribadi, atau untuk mengubah arah saat di tengah jalan.
·         Menciptakan Misi yang jelas
Seorang pemimpin yang efektif melukis gambar garis akhir yang jelas. Pemimpin efektif menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan sekaligus memelihara standar. Pemimpin efektif sadar betul bahwa ia tidak bisa mengedalikan semesta, namun, sebelum ia menerima kompromi, pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan. Tugas utama seorang pemimpin adalah meniup trompet yang menyuarakan bunyi yang sangat jelas.
·         Menanamkan loyalitas
Pemimpin efektif menginspirasi loyalitas bagi seluruh jajarannya. Karena loyalitas tidak bisa dibeli, maka seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha. Dalam perjalanan mendapatkan kesetiaan, pemimpin harus menetapkan standar yang tinggi, sekaligus –dalam saat yang bersamaan– menjadi teladan berjalan bagi bawahannya, ia juga berusaha maksimal untuk tidak melanggar nilai-nilai organisasi. Pemimpin yang hidup berdasarkan nilai-nilai organisasi bisa memotivasi anak buahnya untuk menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Hanya karena mampu menginspirasikan loyalitas-lah, moral anak buah akan meningkat. Yang pada akhirnya, akan melejitkan kinerja mereka.
Seorang pemimpin efektif memahami bahwa loyalitas adalah jalan dua arah. Dengan demikian, pemimpin harus mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan dengan bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian masukan yang positif.
·         Berfokus pada Kekuatan
Pemimpin efektif berfokus pada kekuatan: kekuatan mereka sendiri, kekuatan orang lain, dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin efektif membuat “kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan.” Itulah sebabnya pemimpin efektif mengharuskan dirinya membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya, ide-ide segar tiap pribadi melebur dalam akumulasi akal kolektif, dan kreativitas individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.
·         Tidak Takut pada bawahan yang kuat
Pemimpin efektif sepenuhnya memegang kesadaran betapa ia bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan, kesehatan, dan keberlanjutan organisai. Sehingga, ia tidak takut pada kekuatan yang dimiliki teman, bahkan bawahan. Pemimpin ngawur takut akan hal itu. Sebaliknya, pemimpin efektif menginginkan rekan-rekan yang kuat. Ia menyemangati mereka, mendorong mereka, dan memuji mereka.
Karena pemimpin efektif bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat rekan dan bawahananya, ia juga melihat kemenangan rekan dan bawahan sebagai kemenangannya, dan yang terpenting, tidak menganggapnya sebagai ancaman. Kesuksesan anak buah adalah kesuksesan pemimpin juga.

·         Bersikap Konsisten
Syarat terakhir untuk menjadi pemimpin efektif adalah meraih kepercayaan pengikut. Saat seseorang kehilangan kepercayaan, ia kehilangan pengikutnya –sehingga– memustahilkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.
Mempercayai pemimpin bukan berarti menyukainya, bukan pula selalu setuju dengannya. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sang pemimpin bersungguh-sungguh pada apa yang dikatakannya. Tindakan seorang pemimpin dan kepercayaan yang dianutnya harus sejajar, atau setidaknya sesuai. Kepemimpinan efektif tidak didasarkan pada kepandaian seorang pemimpin, tapi terutama pada konsistensi-nya!

·         Mempersiapkan Pemimpin Masa depan
Para pemimpin terbaik tahu bahwa di pundak mereka-lah terletak tanggung jawab untuk mengembangkan pemimpin yang akan memandu organisasi mereka di masa depan. Mereka paham betul bahwa perkembangan kepemimpinan merupakan kunci bagi masa depan (perusahaan, organisasi nirlaba, dan juga bangsa tentunya!) Setiap pemimpin efektif paham bahwa ujian terakhir kepemimpinan adalah menciptakan energi insani dan visi insane.





1.2  Kepemimpinan yang baik
Semua orang yang bekerja di segala bidang serta sector tentu mereka semua mendamba dambakan pemimpin yang dapat menuntun mereka bekerja dengan baik.
Pemimpin merupakan orang yang diberi kepercayaan untuk memanage atau mengatur sesuatu dengan penuh bijak serta tanggung jawab.
 adapun ciri-ciri pemimpin yang baik diantaranya :
ü  Integritas
Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan akan Anda lakukan. Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan Anda. Integritas adalah penepatan janji-janji Anda. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti Anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa Anda akan membawa mereka kepada tujuan yang Anda janjikan.
ü  Optimisme
Tak ada orang yang mau menjadi pengikut Anda bila Anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu.
ü  Menyukai Perubahan
Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, Anda takkan berkembang.
ü  Berani menghadapi resiko
Kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.
ü  Ulet
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “Jika Anda gagal di langkah pertama, menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.
ü  Katalistis
Pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan para pengikut.
ü  Berdedikasi dan komit
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.
BAB IV
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.      Seorang pemimpin merupakan cerminan ataupun tempat bertanya seta belajar bagi para bawahanya
2.      Setiap pemimpin berusaha agar menjadi seorang pribadi pemimpin yang baik, namun demikian tidak semua pemimpin menjadi seorang pribadi pemimpin yang baik. Oleh karna itu pribadi pemimpin yang baik tidak muncul karna kebetulan akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa factor.
3.      Dengan demikian pemimpin yang baik merupakan seorang pemimpin yang dapat memimpin dirinya sendiri, keluarga nya dan juga bawahanya.


1.2  Saran Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil pembahasan yang penulis tulis di atas, maka di harapkan kepada:
1.      Para pembimbing serta Pembina kader pemimpin yang baru agar membina kader kader pemimpin yang berkualitas tinggi.
2.      Para calon pemimpin agar dapat belajar pada senior senior pemimpin yang telah berpengalaman baik secara formal maupun nonformal.
3.      Seorang pemimpin mempunyai tanggu jawab yang besar terhadap keberhasilan suatu program ataupun fisi srta misi jangka pendek maupun jangka panjang yang di cita citakan. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus membina kader kader pemimpin yang baru untuk masa depan sebuah program.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI (2008)  Al Q uran dan Terjemahanya penerbit diponogoro.
Departemen Pendidikan Nasional (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka, Jakarta.
John m. Echols, Hassan Shadily Kamus Indonesia Inggris Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Nurkolis (2003) Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo.




[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi  ke 3 tahun 2002
[2] John m.echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris edisi ketiga. Gramedia pustaka utama Jakarta.
[3] Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003.
[5]  Ibid, lihat Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. lihat juga Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga dan lihat Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
[7] http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html lihat Robert J. H. and Terence R. M. (1974), "Path Goal Theory of Leadership", Journal of Contemporary Business, Auntum. Lihat yang berbahasa Indonesia.
[8] http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. lihat Street, D. L., and A. C. Bishop (1991), "An Empirical Examination of the Need Profiles of Profesional Accountants", Behaviora Research in Accounting, 3, hal. 97-116. Soewito (1989), "Kemampuan Teknologi di Sektor Industri", EKI, Vol. 37, 1, hal. 127-144. Cloninger, R., Svrakic, D., and Przybeck, T. (1993), "A Psychological Model of Temperament and Character". Archives of General Psychiatry, 50, hal. 975-990. Sperry, L. and Mosak, H. (1993), "Personality Disorders". In L. Sperry and J. Carlson, Psychopathology and PsychotherapyL From Diagnosis to Treatment,hal. 299-367 Muncie, INL Accelerated Development. Jung, Carl G. (1923), Psicological Types or The Psicholog of Individuation, Routiedge dan Kegan Paul Ltd., London. Nugroho, Anantyo W., (1999), "Pengaruh Tipe Personal dalam Evaluasi Etika Bisnis Mahasiswa Akuntansi". Skripsi.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.

Blogger Themes

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Blogger Tricks

BTemplates.com