BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang penyusunan makalah ini agar pemakalah sendiri tahu serta mengerti tentang pengertian deret geometri dan pengertian deret aritmatika contoh serta pembahagianya. Selain itu tujuan penulisan makalah ini juga untuk melengkapi tugas dari Dosen pembimbing.
1.2 Metode Penyusunan
Metode penyusunan makalah ini yaitu dengan cara merangkum dari berbagai sumber yang kemudian kami kemas dan kami susun sehingga menjadi sebuah makalah yang amat sangat sederhana dan terdapat banyak kekurangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian geometri
Geometri menurut bahasa adalah, geometri berasal dari bahasa latin “ Geometria”, Geo : Tanah dan Metria : Ukuran. Geometri di Indonesia diterjemahkan Ilmu Ukur.
Geometri menurut istilah adalah Cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, Bidang dan benda-benda ruang beserta sifat, ukuran dan hubungannya dengan yang lain.
Objek Geometri adalah Benda pikir yang berasal dari benda nyata yang diabstraksikan dan di Idialisasikan.
Diabstraksikan adalah tidak diperhatikan warna, bau, suhu dan sifat-sifat yang lain.
dan Diidialisasikan adalah Dianggap sempurna.
dan Diidialisasikan adalah Dianggap sempurna.
2. Barisan geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan dimana perbandingan(rasio) antara 2 suku berurutan adalah konstan.
Suatu barisan U1, U2, U3, ....disebut barisan geometri jika perbandingan dua suku yang berurutan adalah tetap. Nilai perbandingan yang tetap itu disebut rasio.
Bagaimana cara menentukan suku ke-n tanpa harus menentukan semua suku sebelumnya?
Contoh :
Tentukan suku ke-10 dari barisan geometri 4, 8, 16, ...!
Jawab :
Dari Barisan Geometri 4, 8, 16, ..., diperoleh suku pertama a = 4 dan rasio r = 2 sehingga
Dari Barisan Geometri 4, 8, 16, ..., diperoleh suku pertama a = 4 dan rasio r = 2 sehingga
3. Deret geometri
Deret geometri adalah jumlah dari beberapa suku pada deret geometri.
a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku
Jumlah dan suku
Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
= a(1-rn)/1-r , jika r<1 ® Fungsi eksponen (dalam n)
Keterangan:
a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku
Jumlah dan suku
Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
= a(1-rn)/1-r , jika r<1 ® Fungsi eksponen (dalam n)
Keterangan:
- Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
- Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
Un > Un-1 - Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
Un < Un-1
Bergantian naik turun, jika r < 0 - Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
- Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
_______ __________
Ut = Ö U1xUn = Ö U2 X Un-1 dst. - Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar.
Contoh:
4. Deret geometri tak hingga
Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari U1 + U2 + U3 +..............................
å Un = a + ar + ar² .........................
n=1
å Un = a + ar + ar² .........................
n=1
dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0 Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :
Jumlah tak berhingga S¥ = a/(1-r)
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1
Catatan:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................
Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil
a+ar2 +ar4+ ....... Sganjil = a / (1-r²)
Jumlah suku-suku pada kedudukan genap
a + ar3 + ar5 + ...... Sgenap = ar / 1 -r²
Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r
Jumlah tak berhingga S¥ = a/(1-r)
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1
Catatan:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................
Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil
a+ar2 +ar4+ ....... Sganjil = a / (1-r²)
Jumlah suku-suku pada kedudukan genap
a + ar3 + ar5 + ...... Sgenap = ar / 1 -r²
Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r
Penggunaan:
Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
M0, M1, M2, ............., Mn
M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
.
.
Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0
Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
.
Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0
Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
M0, M1, M2, .........., Mn
M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
= (1 + P/100)² M0
.
.
= (1 + P/100)² M0
.
.
Mn = {1 + P/100}n M0
Keterangan :
M0 = Modal awal
Mn = Modal setelah n periode
p = Persen per periode atau suku bunga
n = Banyaknya periode
Mn = Modal setelah n periode
p = Persen per periode atau suku bunga
n = Banyaknya periode
Catatan:
Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p < 0).
5. Pengertian aritmatika
Bentuk : 2,3,4,5,6,…..
3,6,9,12,15, ….
2,3,5,7,11,13, …..
Masing-masing disebut barisan.
Jadi barisan adalah suatu urutan bilangan dengan suatu aturan tertentu. Atau, barisan merupakan nilaidari suatu fungsi yang domainnya bilangan asli.
6. Baris aritmatika
U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika,
jika U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un1 = konstanta
Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1
Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1
Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
U1, U2, U3 ............., Un
Rumus Suku ke-n :
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) ® Fungsi linier dalam n
Rumus Suku ke-n :
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) ® Fungsi linier dalam n
· Suku Barisan
Barisan bilangan u1,u2,u3, ……. , un(un = rumus suku ke n) disebut barisan aritmatika (BA) jika berlaku sifat u2 – u1 = u3 – u2 = un – un-1 = konstanta ( konstan = beda, disingkat b).
Barisan aritmatika juga ditulis dengan : a, a + b, a + 2b, ….., a + (n-1)b di manaa adalah suku pertama, bbeda, dann adalah banyaknya suku. Rumus suku ke n barisan aritmatika adalah: Un = a + (n-1)b
· Jumlah Suku
Jika u1,u2,u3, ……. , un barisan aritmatika maka u1+u2+u3+…+n disebut deret aritmatika (DA).
Jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah :
Sn = ½ n (a + Un)
= ½ n[2a + (n-1)b ]
· Sifat Sifat
a. Beda = un–un-1 , jika b > 0 disebut BA naik , dan b < 0 disebutBA turun.
b. Un=Sn–S(n-1)
c. Jika a, b, dan c adalah BA maka berlaku 2b = a + c( a, b, c dapat ditulis x – b, x, x+b )
d. Jika n ganjil maka suku tengahnya Ut=½(a+Un)
e. Sisipan : jika antara bilangan x dan y disisipkank bilangan lain sehingga membentuk BA baru.
e. Sisipan : jika antara bilangan x dan y disisipkank bilangan lain sehingga membentuk BA baru.
Yang namanya barisan adalah berjajar, kalau tidak menyamping kebelakang tetapi dalam matematika barisan ini terjadi pada angka dan variable.
contoh paling sederhana adalah barisan bilangan ganjial; 1,3,5,7 ......
contoh paling sederhana adalah barisan bilangan ganjial; 1,3,5,7 ......
pola diatas dapat ditulis dengan
u1, u2,u3,…un
U1 = suku pertama (atau biasa dibuat dengan variabel a)
U2 = Suku ke-2
Un = suku ke-n
kenapa disebut barisan???
karena bilangan tersebut memiliki irama. seperti ini;
antara angka 1 dan 3 terdapat beda (b) yaitu 3 - 1 =2 begitupun antara 3 dan 5 terdapat beda yang sama yaitu 2 (5 - 3 = 2) dan seterusnya sampai suku ke-n memiliki beda yang konstan sehinggarumusnya ditulis:
“u2-u1=u3-u2=u4-u3”
dan untuk mencari beda dengan rumus
“b = un – un – 1”
Ket : b = beda
Un = suku ke-n
Un-1 = satu suku sebelumnya
sehingga *masih mengacu pada barisan contoh diatas
u1, u2,u3,…un
U1 = suku pertama (atau biasa dibuat dengan variabel a)
U2 = Suku ke-2
Un = suku ke-n
kenapa disebut barisan???
karena bilangan tersebut memiliki irama. seperti ini;
antara angka 1 dan 3 terdapat beda (b) yaitu 3 - 1 =2 begitupun antara 3 dan 5 terdapat beda yang sama yaitu 2 (5 - 3 = 2) dan seterusnya sampai suku ke-n memiliki beda yang konstan sehinggarumusnya ditulis:
“u2-u1=u3-u2=u4-u3”
dan untuk mencari beda dengan rumus
“b = un – un – 1”
Ket : b = beda
Un = suku ke-n
Un-1 = satu suku sebelumnya
sehingga *masih mengacu pada barisan contoh diatas
U1 = a = 1
U2 = (a + b) = 1 + 2 = 3 *ingat b adalah beda
U3 = (a + 2b) = 1 + 2.2 = 5
U4 = (a + 3b) = 1 + 3.2 = 7
dan dapat disimpulkan jika mencari suku ke-n (Un) adalah
U2 = (a + b) = 1 + 2 = 3 *ingat b adalah beda
U3 = (a + 2b) = 1 + 2.2 = 5
U4 = (a + 3b) = 1 + 3.2 = 7
dan dapat disimpulkan jika mencari suku ke-n (Un) adalah
“un = a + (n-1) b”
contoh:
misal untuk mencari suku berikutnya adalah suku ke-5 maka;
U5 = a + (n-1)b
= 1 + (5-1)2
= 1 + 8 = 9
kalau suku ke-6
U6 = a + (n-1) b
= 1 + (6 - 1) 2
= 1 + 10
= 11
misal untuk mencari suku berikutnya adalah suku ke-5 maka;
U5 = a + (n-1)b
= 1 + (5-1)2
= 1 + 8 = 9
kalau suku ke-6
U6 = a + (n-1) b
= 1 + (6 - 1) 2
= 1 + 10
= 11
7. Deret Aritmatika
Seperti telah dibahas sebelumnya, deret adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku pada sebuah barisan. Jika U1, U2, U3, ... barisan aritmetika. U1, U2, U3, ... adalah deret aritmetika.
Untuk mendapatkan jumlah n suku pertama dari deret aritmetika, perhatikan kembali deret yang dihasilkan barisan (l ).
3 +7 + 1l + 15 + 19 + ...
Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan.Sn maka S dari deret di atas adalah :
Untuk mendapatkan jumlah n suku pertama dari deret aritmetika, perhatikan kembali deret yang dihasilkan barisan (l ).
3 +7 + 1l + 15 + 19 + ...
Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan.Sn maka S dari deret di atas adalah :
Perhatikan jumlah 5 suku pertama, S yang diperoleh. Angka 3 pada perhitungan tersebut berasal dari suku pertama, sedangkan l9 adalah suku ke-5. Oleh karena itu, jumlah suku ke-n adalah:
Jika nilai Un tidak diketahui, kita gunakan rumus Un, barisan aritmetika, yaitu Un = a + (n-1)b, sehingga jumlah n suku pertama adalah:
Untuk memudahkan perhitungan Sn suatu deret aritmetika, perhatikan hal-hal berikut.
BAB III
PENUTUP
1. Rangkuman
· Geometri menurut bahasa adalah, geometri berasal dari bahasa latin “ Geometria”, Geo : Tanah dan Metria : Ukuran. Geometri di Indonesia diterjemahkan Ilmu Ukur.
· Barisan geometri adalah suatu barisan dimana perbandingan(rasio) antara 2 suku berurutan adalah konstan.
· Deret geometri adalah jumlah dari beberapa suku pada deret geometri.
· Barisan adalah suatu urutan bilangan dengan suatu aturan tertentu. Atau, barisan merupakan nilaidari suatu fungsi yang domainnya bilangan asli.
· Deret adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku pada sebuah barisan.
0 komentar:
Posting Komentar
saya masih belajar mohon maaf bila bnyak salah dan kekurangan.